Analisis Rasio Keuangan


BAB I
PENDAHULUAN
A.   Latar Belakang

Keberhasilan sebuah perusahaan sangat bergantung kepada baik dan buruknya kinerja dari perusahaan tersebut. Kinerja dari sebuah perusahaan tergantung kepada kinerja karyawannya di mana setiap karyawan merupakan motor bagi berjalannya sebuah perusahaan. Kinerja yang baik dari karyawan akan berdampak langsung kepada kemajuan atau kemunduran yang diperoleh perusahaan tersebut.
Menurut Prawiro Suntoro (dalam Tika,2006:121) mengemukakan bahwa kinerja adalah hasil kerja yang dapat dicapai seseorang atau sekelompok orang dalam suatu organisasi dalam rangka mencapai tujuan organisasi dalam periode waktu tertentu. Sementara itu Prabu Mangkunegara (2002:67) berpendapat bahwa terdapat dua faktor yang mempengaruhi pencapaian kinerja. Kedua faktor tersebut adalah faktor kemampuan dan faktor motivasi. Kemampuan (ability) seseorang terdiri dari kemampuan potensi (IQ) dan kemampuan reality. Kemampuan reality merupakan penggabungan antara pengetahuan (knowledge) dan keterampilan (skill). Berdasarkan kepada kemampuan-kemampuannya, maka dalam konteks pekerjaan penempatan pegawai harus sesuai dengan keahliannya (The right man in the right place, the right man on the right job).
Motivasi (motivation) terbentuk dari sikap (attitude) seorang pegawai dalam menghadapi situasi kerja yang menggerakkan dirinya secara terarah untuk mencapai tujuan kerjanya dalam rangka pencapaian tujuan organisasi. Untuk itu, diperlukan motif dalam diri seseorang yang akan mendorong dirinya untuk melakukan suatu kegiatan dengan sebaik-baiknya dengan tujuan untuk mencapai kinerja atau prestasi kerja yang terpuji.
Salah satu faktor yang mempengaruhi kinerja adalah faktor kemampuan yang didalamnya terdapat aktifitas pengelolaan SDM yaitu rekrutmen. Rekrutmen adalah proses menarik orang-orang atau pelamar yang mempunyai minat dan kualifikasi yang tepat untuk mengisi posisi jabatan tertentu (Sofyandi,2008:100). Manfaat rekrutmen adalah mempunyai fungsi “The Right Man in The Right Place” harus merupakan suatu pegangan bagi manajer dalam menempatkan tenaga kerja didalam perusahaannya.
Kegiatan yang termasuk dalam ruang lingkup rekrutmen adalah keseluruhan kegiatan dari penyusunan penarikan tenaga kerja, seleksi, dan penempatan. Program ini intinya adalah meneliti dan memperoleh tenaga kerja yang dibutuhkan, baik dari segi kuantitatif maupun kualitatif. Fungsi rekrutmen dalam perusahaan adalah merekrut staf atau karyawan agar perusahaan dapat menjalankan usahanya secara berkesinambungan. Perekrutan karyawan secara langsung mempengaruhi kinerja dari perusahaan. Proses dan penatalaksanaan perekrutan dan pengembangan karyawan didorong oleh kebutuhan perusahaan untuk memperbaiki mutu karyawannya. Target utama adalah memperoleh tenaga profesional. Agar dapat memperoleh tenaga kerja berkualitas baik, perekrutan harus merupakan proses yang aktif yang mampu menjangkau calon potensial. Persyaratan posisi jabatan yang jelas dan relevan merupakan dasar penyeleksian tenaga kerja yang bermutu tinggi untuk memperoleh karyawan yang berprestasi baik.
Kegagalan dalam melakukan perekrutan akan menjadi penghambat bagi proses pencapaian tujuan perusahaan. Dengan demikian proses perekrutan harus benar-benar dilakukan, karena menyangkut proses jangka panjang untuk tenaga kerja. Pentingnya rekrutmen ini selain menerapkan pentingnya “the right man on the right place”, juga untuk menghindari tingkat “turn over” pegawai yang tinggi. Tingginya tingkat “turn over” pegawai memberikan indikasi rendahnya mutu manajemen perusahaan dalam menjalankan fungsi-fungsinya.
Disamping itu, kinerja juga dipengaruhi oleh pengetahuan dan keterampilan karyawan yang dapat ditingkatkan melalui program pelatihan. Secara definisi pelatihan adalah proses mengajar keterampilan yang dibutuhkan karyawan baru dan lama untuk melakukan pekerjaanya (Gary Dessler,2006:280).

B.   RUMUSAN MASALAH

1.    Analisis rasio keuangan
2.    Bagaimana likuiditas perusahaan
3.    Bagaiman perusahaan membelanjakan aktivanya
4.    Penilaian kinerja keuangan perusahaan menggunakan analisis du pont














BAB II
PEMBAHASAN


ANALISIS RASIO KEUANGAN
            Analisis ratio merupakan bentuk atau cara umum yang digunakan dalam analisis laporan keuangan dengan kata lain diantara alat-alat analisis yang selalu digunakan untuk mengukur kekuatan atau kelemahan suatu perusahaan di bidang keuangan adalah analisis ratio keuangan (Financial Ratio Analysis)
           Analisis ratio berguna bagi para analisis intern untuk membantu manajemen membuat evaluasi mengenai hasil-hasil operasinya, memperbaiki kesalahan-kesalahan dan menghindari keadaan yang dapat menyebabkan kesultan keuangan.
1.   Rasio Likuiditas
Adalah  menunjukkan  kemampuan suatu  perusahaan  untuk  memenuhi kewajiban  keuangannya  yang  harus segera  dipenuhi, atau  kemampuan   perusahaan  untuk memenuhi  kewajiban  keuangan pada saat ditagih (S. Munawir, 1995 hal 31).
Rasio  likuiditas  terdiri dari :
a.  Current Ratio
Current  Ratio adalah perbandingan  antara  aktiva lancar  dan utang  lancar (Miswanto dan Eko Widodo, 1998, hal 83).
Rumus  :
Current Ratio  =  Aktiva Lancar / Hutang Lancar
 Current  ratio  menunjukkan  kemampuan  perusahaan  untuk  membayar  utangnya  yang harus  segera  dipenuhi dengan mengunakan aktiva lancar yang dimilikinya.

 b.  Cash Ratio  (Ratio Immediate Solvency)
Aktiva  perusahaan  yang paling  likuid  adalah  kas  dan  surat   berharga. Cash  ratio  menunjukkan  kemampuan  perusahaan  untuk membayar  utang  jangka  pendek  dengan  kas  dan surat  berharga  yang dapat   segera  diuangkan. Tidak terdapat  standar  likuiditas  untuk  cash  ratio sehingga  penilaiannya  tergantung  pada  kebijakan   manajemen.
Rumus  :
Cash Ratio  = Kas + Surat Berharga / Hutang Lancar
 c.   Quick Ratio (Acid Test Ratio)
Quick ratio  merupakan rasio  antara   aktiva  lancar  sesudah dikurangi  persediaan  dengan  hutang lancar. Rasio ini  menunjukkan  besarnya  alat  likuid   yang paling cepat   bisa  digunakan  untuk melunasi     hutang lancar.  Persediaan  dianggap aktiva   lancar  yang paling   tidak lancar, sebab  untuk menjadi    uang tunai  (kas)  memerlukan  dua  langkah  yakni   menjadi piutang  terlebih dulu  sebelum menjadi kas.
Rumus :
Quick Ratio  =  Aktiva Lancar – Persediaan / Hutang Lancar
  
2 .   Ratio Solvabilitas
Solvabilitas  suatu  perusahaan  menunjukkan  kemampuan  perusahaan  untuk  memenuhi  segala kewajiban   finansialnya  apabila  sekiranya   perusahaan  tersebut  pada saat itu  dilikuidasikan (Bambang Riyanto, 1995, hal 32).
Suatu  perusahaan yang  solvabel  belum  tentu  likuid  dan  sebaliknya  sebuah  perusahaan  yang  insolvabel  belum  tentu  ilikuid. Dalam  hubungan antara  likuiditas  dan solvabilitas  ada empat   kemungkinan  yang dapat   dialami  oleh perusahaan yaitu :
a.     Perusahaan yang likuid  tetapi insolvabel
b.     Perusahaan  yang likuid  dan solvabel
c.     Perusahaan yang solvabel  tetapi ilikuid
d.    Perusahaan  yang insolvabel  dan ilikuid
Tingkat   solvabilitas  diukur  dengan beberapa   rasio,  yaitu :

a.     Total Assets  to Total  Debt Ratio
Total  Assets  to total  Debt Ratio  adalah  ratio  yang dihasilkan   dengan membandingkan  jumlah aktiva  (total assets)  di satu   pihak  dengan   jumlah utang (total debt  dilain pihak).
Rumus :
Total Debt Ratio   = Total Hutang / Total Aktiva

b.Total Debt To Equity ratio
Rasio ini   membandingkan  modal sendiri  (Net  worth)  di satu pihak   dengan total    hutang  (Total  Debt) di lain pihak.
Rumus  :
Total Debt To Equity Ratio = Total Hutang / Modal Sendiri 
Makin kecil  prosentase ratio  ini berarti  makin    cepat perusahaan menjadi insolvabel. Tingkat   solvabilitas  dapat  dipertinggi  hanya dengan  jalan penambahan  modal sendiri dengan alternatif  sebagai berikut :
1.   Menambah  aktiva tanpa  menambah  utang atau   menambah  aktiva relatif  lebih besar  daripada  bertambahannya  hutang.
2.   Mengurangi  hutang  tanpa   mengurangi  aktiva  atau mengurangi  hutang  relatif  besar  daripada  berkurangnya  aktiva.






BAGAIMANA LIKUIDITAS PERUSAHAAN
Ada dua cara tentang likuiditas perusahaan yaitu pertama, kita dapat mengamati aktiva-aktiva peusahaan yan relative likuid sifatnya dan membandingkan ktiva-aktiva tersebut dengan sejumlah kewajiban yang jatuh tempo. Kedua, kita dapat melihat apakah aktiva perusahaan yang likuid dapat diubah menjadi kas seperti, piutang usaha dan persediaan.
·         Mengukur likuiditas: pendekatan
Pendekatan pertama memandingkan kas dan aktiva-aktiva yang dapat dibayar pada tahun dalam bentuk kas pada tahun dimana kewajiban jatuh tempo dan akan dibayar pada tahun itu juga.aktiva disini adalah aktiva lancar dan hutangnya alah hutang lancar di neraca. Jadi kita bisa menggunkan ukuran berikut ya disebut rasio lancar.
     
Rasio lancar = aktiva lancar / hutang lancar
Selanjutnya mengingat bahwa ketiga aktiva lancar mencaku kas, piutang, usaha dan persediaan, kita bisa membuat peu=ngukuran terhadap likuiditas menjadi terfokus dengan mengeluarkan unsure persediaan yang merupakan aktiva lancar yang paling tidak likuid dalam pembilang rasio yang telah direvisi disebut acid-test ratio (atau rasio cepat), dan hitung denga cara berikut :
     
Rasio acid-test = aktiva lancar – persediaan / kewajiban lancar
·         Mengukur likuiditas : pendekatan 2. Pandangan edua terhadap likuiditas adalah dengan mempelajari kemampuan perusahaan untuk mengubah piutang usaha dan persediaan kas dalam suatu periode waktu tertentu. Pengubahan piutang usaha menjadi kas dapat diukur dengan menghitung berapa lama waktu yan dibutuhkan penaghan piutang perusahaan : yaitu lamanya hari dari penjualan dalam bentuk piutang usaha? Pertanyaan ini dapat dengan menghitung periode penagihan raa-rata.

Periode penagiahan rata-rata = piutang usaha / penjualan kredit harian
Kita sekarang akan melihat hal yang sama pada persediaan seperti yang telah kita tentukan dalam perhitungan piutang; berapa waktu perputaran persediaan selam satu tahun? Melalui cara ini, kita memperoleh beberapa pengertian tentang likuiditas persediaan. Rasio perputaran persediaan dapat dihitung dengan :
Perputaran persediaan = harga pokok penjualan/ persediaan

Bagaiman perusahaan membelanjai aktivanya  Masalah penting adalah penggunaan hutang dan ekuitas : manakah yang lebih banyak dalam hal pembiayaan aktiva, oleh utang atau oleh ekuitas pemegang saham, kita akan menggunakan dua rasio. Pertama, peranyaan singkat adalah berapa persen asset perusahaan yang dibiayai oleh hutang, termasuk hutang jangka pendek dan utang jangka panjang dan sisanya akan dibiayai oleh ekuitas kita akan menghitung rasiohutang sebagai berikut :
            Rasio hutang = total hutang / total aktiva
Jadi, penggunaan jumlah hutang perusahaan tergantung pada keberhasilan pendapatan dan ketersediaan aktiva yang bisa digunakan sebagai jaminan hutang dan seberapa resiko yang diasumsikan oleh pihak manajemen.
            Perspektif kedua kita adalah mengenai keputusan pendanaan perusaan yang datang melalui pengamatan terhadap laporan laba rugi. Bila dinyatakan dalam rasio, kita menghitung berapa kali besarnya pendapatan usaha bila dibandingkan dengan bunga yang harus dibayar. Jadi, rasio laba terhadap beban bunga yang dihasilkan adalah rasio yang bisa digunakan ketika menguji posisi hutang perusahaan dan dihitung dengan cara berikut :
Rasio laba terhadap beban bunga = laba opersi / bunga
Jadi, rasio laba terhadap beban bunga hanya merupakan ukuran secara kasar mengenai kapasitas perusahaan dalam memenuhi kewajiban.

PENILAIAN KINERJA KEUANGAN PERUSAHAAN MENGGUNAKAN ANALISIS DU PONT
Era globalisasi ini dunia usaha semakin berkembang pesat, dengan banyaknya perusahaan-perusahaan baru yang saling bermunculan, sehingga mendorong perusahaan untuk lebih efisien dan lebih selektif dalam beroperasi untuk mencapai dan mening-katkan kemampuan menghasilkan keuntung-an. Untuk mencapai hal tersebut manajemen financial dituntut mampu memahami kinerja keuangan perusahaan, melakukan analisis yang dapat digunakan untuk membuat kebijakan-kebijakan strategi yang berguna bagi pengembangan kegiatan usaha perusahaan dan pencapaian tujuan perusahaan.
Untuk membuat keputusan yang rasional sesuai dengan tujuan perusahaan, seorang manajer financial haruslah melakukan analisis keuangan. Analisis keuangan bagi perusahaan dapat membantu memahami perkembangan kinerja keuangan perusahaan dan dapat digunakan sebagai dasar dalam perencanaan perusahaan. Melalui analisis keuangan,manajemen akan dapat memahami kekuatan-kekuatan yang dapat digunakan untuk meningkatkan daya saing perusahaan, dan memahami kelemahan-kelemahan sebagai tindak koreksi dan langkah perbaikan. Dalam menyusun analisis keuangan, data yang diperlukan ialah data keuangan dari neraca atau laba rugi. Adapun ukuran yang sering digunakan untuk melakukan analisis keuangan adalah menggunakan rasio keuangan.

Analisis rasio keuangan menyangkut dua jenis perbandingan.
·         Pertama analisis dapat membandingkan rasio saat ini dengan rasio-rasio di masa lalu dan yang diharapkan di masa yang akan datang.
·         Kedua rasio keuangan dapat dibandingkan dengan rasio keuangan perusa-haan lain yang sejenis. Dengan perbandingan tersebut maka dapat diketahui perkembangan kinerja keuangan perusahaan dari periode ke periode ataupun dengan pesaingnya.
Du Pont System lebih tepat jika diterapkan pada perusahaan cabang/ divisi/ departemen/ pusat investasi. Melalui analisis ini perusahaan dapat menilai kinerja keuangan divisi/ departemen/ pusat investasinya dengan melihat efektivitas penggunaan aktiva dalam memperoleh laba bersih, sehingga pada akhirnya perusahaan pusat dapat mengambil kebijaksanaan yang tepat atas divisi/ pusat investasinya.
Untuk melihat dan menilai tingkat efektivitas operasional suatu perusahaan, tidak hanya menggunakan kepekaan dan ketajaman para manajer secara kualitatif saja, tetapi harus menggunakan metode secara kuantitatif. Du Pont System merupakan suatu metode yang digunakan untuk menilai efektivitas operasional perusahaan tersebut, karena dalam analisis ini mencakup unsur penjualan, aktiva yang digunalan serta laba yang dihasilkan perusahaan.








BAB III
PENUTUP

KESIMPULAN

Analisis ratio merupakan bentuk atau cara umum yang digunakan dalam analisis laporan keuangan dengan kata lain diantara alat-alat analisis yang selalu digunakan untuk mengukur kekuatan atau kelemahan suatu perusahaan di bidang keuangan adalah analisis ratio keuangan (Financial Ratio Analysis)
Ada dua cara tentang likuiditas perusahaan yaitu pertama, kita dapat mengamati aktiva-aktiva peusahaan yan relative likuid sifatnya dan membandingkan ktiva-aktiva tersebut dengan sejumlah kewajiban yang jatuh tempo. Kedua, kita dapat melihat apakah aktiva perusahaan yang likuid dapat diubah menjadi kas seperti, piutang usaha dan persediaan.















DAFTAR PUSTAKA






Comments

Popular posts from this blog

Historical Cost, Current Cost and Exit Price

Keterampilan Audit dan Menggali Bukti-Bukti Pemeriksaan

PERSAMAAN DAN PERBEDAAN PENGETAHUAN MITOLOGI, FILSAFAT DAN ILMU PENGETAHUAN