Net Present Value
KATA PENGANTAR
Puji
dan syukur kami panjatkan ke Hadirat Allah SWT karena berkat
limpahan rahmat dan karunianya sehingga penulis dapat menyusun makalah ini
tepat pada waktunya.
Pada
penyusunan makalah ini, kami mendapat
tantangan dan tambahan akan tetapi dengan bantuan dari berbagai pihak tantangan
itu bisa teratasi. Olehnya itu, kami mengucapkan terima kasih yang
sebesar-besarnya kepada semua pihak yang telah membantu dalam penyusunan
makalah ini, semoga bantuannya mendapatkan bantuan yang setimpal dari Tuhan
Yang Maha Esa.
Ucapan terima kasih kami haturkan
kepada Dosen Pembimbing pada mata kuliah manajemen keuangan.Semoga dengan
bimbingannya kami lebih memahami arti mata kuliah ini.Dalam penyusunan makalah ini saya akui masih tergolong sangat
sederhana dan tentunya masih banyak kekurangan. Untuk itulah saya selalu
terbuka untuk kritik dan saran dari setiap pembaca demi perbaikan di masa yang
akan datang. Demikianlah makalah ini saya sajikan, dengan harapan bisa memberi
manfaat bagi setiap pembaca.
Akhir
kata semoga makalah ini dapat memberikan manfaat kepada kita
sekalian.wassalamualaikum.Wr.Wb.
Makassar,
26 Oktober 2014
Tim
Penulis
Daftar isi
KATA PENGANTAR.........................................................................................i
DAFTAR ISI......................................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN:
·
LATAR
BELAKANG...............................................................................1
BAB II PEMBAHASAN:
·
NET PRESENTS
VALUE (NPV)...........................................................2-7
·
INTERNAL RATE OF RETURN (IRR)..................................................7-8
·
PERBEDAAN
METODE NPV DAN IRR...............................................9-11
·
METODE
PAYBACK PERIOD (PP)....................................................11-13
BAB III PENUTUP:
·
KESIMPULAN........................................................................................14
DAFTAR PUSTAKA...........................................................................................15
BAB
I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Investasi sangat penting
keberadaannya untuk kemajuan sebuah industri, semakin besar investasi yang
ditanamkan oleh para investor maka semakin besar pula kesempatan industri
tersebut untuk mengembangkan dan meningkatkan produktivitasnya. Penanaman
investasi tersebut dilakukan dengan melepaskan dana saat sekarang dan berharap
dapat memperoleh arus kas pada waktu-waktu yang akan datang selama umur proyek
tersebut. Apabila dalam periode yang sama terdapat beberapa rencana proyek yang
ternyata layak untuk direalisasikan, dan dengan dana yang tersedia tidak
mencukupi, untuk mencari jalan keluarnya adalah dengan melakukan urutan
prioritas dari proyek-proyek tersebut, dapat digunakan metode NPV, IRR dan BEP
(Marzuki, 1995). Salah satu kriteria penilaian investasi adalah dengan metode
nilai sekarang (Net Present Value). Seluruh metode yang dipergunakan pada
dasarnya adalah bertujuan untuk mencari pemberian investasi yang akan
menghasilkan keuntungan paling tinggi terhadap investor sehingga dapat
menurunkan kemungkinan terjadinya kerugian. Sedangkan untuk analisis kelayakan
investasi terhadap industri pertanian dengan menggunakan metode NPV (Net
Present Value) pada dasarnya merupakan suatu analisa yang dilakukan terhadap
suatu industri pertanian apakah industri tersebut layak atau tidak untuk diberi
investasi.Analisa yang dilakukan meliputi berbagai aspek dengan menggunakan
metode NPV (Net Present Value) (Eugene, 1976).Net present value adalah sistem
memilih suatu tingkat potongan tunai yang sesuai dengan menggunakan NPV
kalkulasi. Suatu praktek yang baik dari memilih tingkat potongan tunai adalah
untuk memutuskan tingkat tarip yang mana modal sangat diperlukan oleh suatu
proyek yang bisa dikembalikan jika diinvestasikan di suatu alternatif misalnya
dengan cara berspekulasi. Misalnya sebagai contoh, modal yang diperlukan oleh
suatu perusahaan suatu produk tertentu mendapat lima persen di tempat lain,
menggunakan tingkat potongan tunai ini di NPV kalkulasi yaitu dengan cara
mengarahkan perbandingan yang dibuat antara perusahaan adalah suatu cara
alternatif yang sesungguhnya, NPV adalah nilai yang diperoleh dengan cara
menggunakan tingkat potongan tunai variabel dengan tahun dari jangka waktu
investasi lebih dikhususkan pada situasi yang riil dibanding yang dihitung dari
suatu tingkat potongan tunai yang tetap untuk jangka waktu investasi yang
keseluruhan (Cahyono, 1998).
Investasi sebenarnya merupakan suatu tindakan untuk melepaskan dana saat sekarang yang diharapkan untuk memperoleh arus kas pada waktu-waktu yang akan datang. Dalam NPV bisa diasumsikan untuk diinvestasikan kembali di tingkat potongan tunai digunakan, ini adalah sesuai di ketidakhadiran dari penjatahan modal.Sebagian orang percaya bahwa jika tingkat pendapatan reinvestasi perusahaan adalah lebih tinggi dibanding Cost/Harga Rata-Rata Tertimbang Modal menjadi suatu biaya kesempatan dan harus digunakan sebagai tingkat potongan tunai (Pujiastuti, 2004).
Investasi sebenarnya merupakan suatu tindakan untuk melepaskan dana saat sekarang yang diharapkan untuk memperoleh arus kas pada waktu-waktu yang akan datang. Dalam NPV bisa diasumsikan untuk diinvestasikan kembali di tingkat potongan tunai digunakan, ini adalah sesuai di ketidakhadiran dari penjatahan modal.Sebagian orang percaya bahwa jika tingkat pendapatan reinvestasi perusahaan adalah lebih tinggi dibanding Cost/Harga Rata-Rata Tertimbang Modal menjadi suatu biaya kesempatan dan harus digunakan sebagai tingkat potongan tunai (Pujiastuti, 2004).
Dengan mengguanakan investasi sendiri sebagai dasar untuk
pinjaman disebut sebagai ” berdagang dalam modal sendiri ”. Pada hakikatnya,
modal pemilik di sebuah perusahaan memberikan sebuah beda jaminan yang
membuatnya bisa memperoleh sebuah pinjaman. Dalam praktek yang baik dari
memilih tingkat potongan tunai yaituuntuk memutuskan tingkat tarip yang mana
modal sangat diperlukan oleh suatu proyek yang bisa dikembalikan jika
diinvestasikan di suatu alternatif misalnya dengan cara berspekulasi. Misalnya
sebagai contoh, modal yang diperlukan oleh suatu perusahaan suatu produk
tertentu mendapat lima persen di tempat lain, menggunakan tingkat potongan
tunai ini di NPV kalkulasi yaitu dengan cara mengarahkan perbandingan yang
dibuat antara perusahaan adalah suatu cara alternatif yang sesungguhnya (Grant,
1991).
BAB
II
PEMBAHASAN
A.
NET PRESENT VALUE (NPV)
NPV merupakan selisih antara
pengeluaran dan pemasukan yang telah didiskon dengan menggunakan social
opportunity cost of capital sebagai
diskon faktor, atau dengan kata lain merupakan arus kas yang diperkirakan pada
masa yang akan datang yang didiskontokan pada saat ini. Untuk menghitung NPV
diperlukan data tentang perkiraan biaya investasi, biaya operasi, dan
pemeliharaan serta perkiraan manfaat/benefit dari proyek yang
direncanakan. Jadi perhitungan NPV mengandalkan pada teknik arus kas yang
didiskontokan.
Menurut
Kasmir (2003:157) Net Present Value (NPV) atau nilai bersih sekarang
merupakan perbandingan antara PV kas bersih dengan PV Investasi selama umur
investasi. Sedangkan menurut Ibrahim (2003:142) Net Present Value (NPV)
merupakan net benefit yang telah di diskon dengan menggunakan social
opportunity cost of capital (SOCC)
sebagai discount factor.
Pada tabel berikut
ditunjukkan arti dari perhitungan NPV terhadap keputusan investasi yang akan
dilakukan.
(1) Tentukan nilai sekarang
dari setiap arus kas, termasuk arus masuk dan arus keluar, yang didiskontokan
pada biaya modal proyek,
(2) Jumlahkan arus kas yang
didiskontokan ini, hasil ini didefinisikan sebagai NPV proyek,
(3) Jika NPV adalah
positif, maka proyek harus diterima, sementara jika NPV adalah negatif, maka
proyek itu harus ditolak. Jika dua proyek dengan NPV positif adalah
mutually exclusive, maka salah satu dengan nilai NPV terbesar harus dipilih .
NPV sebesar nol menyiratkan
bahwa arus kas proyek sudah mencukupi untuk membayar kembali modal yang
diinvestasikan dan memberikan tingkat pengembalian yang diperlukan atas modal
tersebut. Jika proyek memiliki NPV positif, maka proyek tersebut menghasilkan
lebih banyak kas dari yang dibutuhkan untuk menutup utang dan memberikan
pengembalian yang diperlukan kepada pemegang saham perusahaan.
Keunggulan NPV =
menggunakan konsep nilai waktu uang (time value of money).
–> Maka sebelum
penghitungan/penentuan NPV hal yang paling utama adalah mengetahui atau
menaksir aliran kas masuk di masa yang akan datang dan aliran kas keluar.
Di dalam aliran kas ini,
ada beberapa hal yang perlu diperhatikan :
(1) Taksiran kas haruslah
didasarkan atas dasar setelah pajak,
(2) Informasi terebut
haruslah didasarkan atas “incremental” (kenaikan atau selisih) suatu proyek.
Jadi harus diperbandingkan adanya bagaimana aliran kas seandainya dengan dan
tanpa proyek. Hal ini penting sebab pada proyek pengenalan produk baru,
bisa terjadi bahwa produk lama akan “termakan” sebagian karena kedua
produk itu bersaing dalam pemasaran,
(3) Aliran kas ke luar
haruslah tidak memasukkan unsur bunga, apabila proyek itu direncanakan akan
dibelanjai/didanai dengan pinjaman. Biaya bunga tersebut termasuk sebagai
tingkat bunga yang disyaratkan (required rate of return) untuk penilaian proyek
tersebut. Kalau kita ikut memasukkan unsur bunga di dalam perhitungan aliran
kas ke luar, maka akan terjadi penghitungan ganda.
Terdapat dua instrumen
evaluasi investasi yang umum digunakan untuk menilai apakah suatu investasi
akan dilakukan atau tidak. Instrumen tersebut adalah Net Present Value (NPV)
dan yang kedua adalah Internal Rate of Return (IRR).Dalam melakukan investasi
tentunya harus dilakukan perbandingan antara investasi yang satu dengan yang
lainnya misalnya uangnya diinvestasikan di bank saja, karena bunganya lebih
menarik. Investasi terbaik akan didapat apabila NPV dan IRR sama-sama bernilai
tinggi. Pada kasus tertentu sering dinyatakan bahwa IRR dengan nilai yang
tinggi akan lebih menguntungkan daripada investasi dengan nilai IRR yang lebih
rendah, walaupun tidak demikian, karena pada kondisi tertentu IRR bisa
menyesatkan.
Pada NPV, semua future cash
flow dikonversikan menjadi suatu nilai ekuivalen pada waktu tahun ke nol dengan
menggunakan teknik diskounting. NPV merupakan penjumlahan dari masing-masing
present value dari net income yang diproyeksikan tiap tahun. Setiap future
income didiskon, artinya dibagi dengan bilangan yang merepresentasikan
oppurtunity cost dari memiliki modal mulai tahun ke nol hingga tahun dimana
income diterima atau dibelanjakan. Oppurtunity cost dapat berupa berapa banyak
uang yang dapat diterima apabila diinvestasikan di tempat lain atau berapa
banyak bunga yang akan dibayar apabila kita meminjam uang.
Rumus:
NPV = I0 + I1/(1+r) + I2/(1+r)^2
+ I3/(1+r)^3 + .+ In/(1+r)^n
dimana:
I0 adalah investasi tahun
ke-0
In merupakan net income
tahun ke-1, 2, 3, .n
r merupakan discount rate
NPV > 0, proyek diterima
NPV < 0, proyek ditolak
Dari rumusan di atas, dapat
ditarik suatu kesimpulan:
-
makin tinggi income, makin tinggi NPV
-
makin lebih awal datangnya income, makin tinggi NPV
-
makin tinggi discount rate, makin rendah NPV
Untuk
membandingkan dua proyek yang mana akan dipilih dapat dilakukan dengan
membandingkan kedua nilai NPV proyek, dimana NPV proyek yang lebih besar yang akan
diambil.
B.
INTERNAL RATE OF RETURN (IRR)
Metode ini untuk membuat
peringkat usulan investasi dengan menggunakan tingkat pengembalian atas
investasi yang dihitung dengan mencari tingkat diskonto yang menyamakan nilai
sekarang dari arus kas masuk proyek yang diharapkan terhadap nilai
sekarang biaya proyek atau sama dengan tingkat diskonto yang membuat NPV sama
dengan nol.
IRR
yang merupakan indikator tingkat efisiensi dari suatu investasi.Suatu
proyek/investasi dapat dilakukan apabila laju pengembaliannya (rate of return)
lebih besar dari pada laju pengembalian apabila melakukan investasi di tempat
lain (bunga deposito bank, reksadana dan lain-lain). IRR digunakan dalam
menentukan apakah investasi dilaksanakan atau tidak, untuk itu biasanya
digunakan acuan bahwa investasi yang dilakukan harus lebih tinggi dari Minimum
acceptable rate of return atau Minimum
atractive rate of return (MARR) .MARR
adalah laju pengembalian minimum dari suatu investasi yang berani dilakukan
oleh seorang investor.
IRR atau Internal Rate of
Return, merupakan instrument evaluasi yang digunakan untuk memutuskan apakah
suatu pemilik modal ingin melakukan investasi atau tidak.
IRR > tingkat keuntungan
yang diisyaratkan, proyek diterima
IRR < tingkat keuntungan
yang disyaratkan, proyek ditolak
IRR
lebih merupakan suatu indikator efisiensi dari suatu investasi, berlawanan
dengan NPV, yang
mengindikasikan value atau suatu besaran uang. IRR merupakan effective compounded
return rate annual yang dapat dihasilkan dari suatu investasi atau yield dari
suatu investasi. Suatu proyek/investasi dapat dilakukan apabila rate of
returnnya lebih besar daripada return yang diterima apabila kita melakukan
investasi di tempat lain (bank, bonds, dll). Jadi IRR harus dibandingkan dengan
alternatif investasi yang lain.
IRR memiliki kelemahan
dimana IRR umumnya digunakan untuk pengambilan keputusan untuk single project
bukan mutually exclussive project (proyek yang saling menghilangkan). Untuk
mutually exclusive project, kriteria NPV lebih dominan digunakan dimana proyek
dengan NPV lebih besar akan dipilih walaupun memiliki IRR yang lebih kecil.
Dari grafik, suatu proyek mungkin akan memiliki beberapa discount rate yang
membuat nilai NPV = 0 (ada net income negatif di sela-sela tahun net income
positif), sehingga nilai IRR bisa lebih dari satu atau kita dihadapkan pada
beberapa pilihan nilai IRR. Dari segi reinvestasi, IRR juga memiliki kelemahan
sehingga digunakan MIRR (Modified Rate of Return).
C.
Perbedaan
Metode NPV dan IRR
1. Fokus NPV adalah berapa
tambahan nilai proyek pada nilai perusahaan dengan asumsi semua arus kas dapat
direalisir.Fokus IRR memberikan indikasi tingkat hasil pengembalian proyek jika
sesuai dengan yang diharapkan.
2. Jika kedua metode
digunakan untuk menilai satu proyek maka kedua metode ini selalu memberikan
kesimpulan yang sama karena NPV positif dari suatu proyek akan memberikan IRR
yang lebih besar dari biaya modal.
3. Jika proyek yang dinilai
bersifat eksklusif (mutually exclusive) kedua metode NPV dan IRR dapat
menghasilkan penilaian (kesimpulan) yang berbeda. Konflik antara kedua metode
NPV dan IRR terjadi karena profil NPV dari proyek berbeda, misalnya biaya
investasi berbeda dan umum proyek lebih panjang dari yang lain.
Metode NPV lebih baik
secara teoritis jika dibandingkan dengan metode IRR, tetapi Metode NPV lebih
baik secara toeritis jika dibandingkan dengan metode IRR jika dalam kenyataan
lebih banyak perusahaan menggunakan metode IRR dibandingkan dengan metode
NPV.Hal ini disebabkan bahwa metode IRR dikembangkan lebih dahulu dari metode
NPV dan metode IRR sudah lama digunakan.
Arus kas sendiri terdiri
atas kas keluar yang biasanya hanya terjadi sekali saja pada awal dan kas masuk
yang dapat dihasilkan pada periode-periode berikutnya.Adapun timing adalah
berapa lama proyek investasi mampu mendatangkan kas masuk dan besarnya kas ini
untuk setiap periode.Terakhir, risiko mencerminkan ketidakpastian atau
kemungkinan timbulnya kerugian atau hasil yang tidak diharapkan. Semakin besar
risiko, semakin besar batas return yang diminta investor. Sebuah proyek yang
memberikan IRR 18% akan diterima jika return patokan adalah 15%. Tetapi jika
dinilai berisiko tinggi, proyek yang sama ini akan ditolak karena investor
sangat mungkin menaikkan return minimal menjadi 20%. Dengan NPV, semakin besar
risiko sebuah proyek, semakin besar tingkat diskonto yang akan digunakan yang
berimplikasi semakin rendahnya NPV yang akan diperoleh. Dengan kata lain,
proyek yang diterima pada tingkat diskonto tertentu, karena mempunyai NPV
positif, mungkin saja ditolak karena NPV menjadi negatif jika tingkat diskonto
dinaikkan untuk kompensasi tambahan risiko yang ada.
Kesimpulan umum di atas
akan berlaku sepanjang pola arus kas bersifat konvensional yaitu kas keluar
terjadi pada awal yang diikuti dengan kas masuk selama beberapa periode. Hasil
menjadi berbeda jika arus kas bersifat nonkonvensional seperti proyek
pertambangan yang kadang memerlukan kas keluar dalam jumlah besar di akhir
proyek untuk reklamasi.Dalam kondisi ini, tingkat diskonto tinggi dapat membuat
NPV semakin tinggi atau malah membuat proyek menjadi diterima.Melihat IRR-nya
lebih membingungkan lagi karena proyek dengan arus kas nonkonvensional bisa
memberikan kita multipel IRR, misalkan 12% dan 20%. Jika return patokan adalah
15%, apakah proyek ini akan diterima? Sulit untuk menjawabnya.
Hampir
semua buku keuangan satu suara soal ini bahwa kriteria NPV yang sebaiknya
digunakan dan proyek A yang harus dipilih. NPV atau tambahan kekayaan sebesar
Rp6 miliar jauh lebih menarik daripada IRR 30% tetapi hanya dari Rp5 miliar.
Misalkan
kita mempunyai tiga proyek investasi yang menguntungkan yaitu 1, 2, dan
3.Diketahui proyek 1 dan 2 bersifat mutually exclusive, dan proyek 3 bersifat
independen.Jika prinsip penambahan nilai berlaku, kita mestinya dapat memilih
antara proyek 1 dan 2 yang lebih baik tanpa harus dipengaruhi proyek 3 yang
independen. Maksudnya adalah, jika proyek 1 lebih baik daripada proyek 2, proyek
1+3 mestinya akan lebih baik juga daripada proyek 2+3. Kriteria NPV mematuhi
prinsip ini tetapi tidak demikian dengan IRR yang memilih proyek 1 tetapi
berubah menjadi proyek 2+3 ketika pilihan proyek 3 juga disodorkan.
Untuk mengatasi masalah
ini, maka yang harus dilakukan adalah memberikan ranking terhadap proyek-proyek
yang tersedia, kemudian mengambil keputusan berdasarkan anggaran investasi yang
tersedia.
Capital rationing dilakukan
pada umumnya dengan menggunakan IRR atau NPV. Misalnya, jika limit yang
ditetapkan sebanyak 1,000,ooo, berdasarkan kriteria IRR maka proyek yang
dipilih adalah proyek A, B dan D atau B dan C. Namun, jika dilihat dari
kriteria NPV, maka yang terpilih adalah proyek A dan C.
Untuk menentukan kriteria
mana yang ingin Anda gunakan, maka ini tergantung preferensi, karena
masing-masing punya keunggulan dan kelemahan tersendiri.NPV menunjukkan
kekayaan yang dihasilkan atau bertambah dari suatu investasi, sementara IRR
menunjukkan tingkat returnnya.Jadi, tergantung mana preferensi dari investor.
Namun, yang jelas NPV lebih
superior dan disukai karena menunjukkan present value arus kas yang akan
diterima. Sementara, IRR sendiri hanya menunjukkan tingkat return dalam
investasi itu sendiri, yang artinya menggunakan asumsi jika arus kas yang
dihasilkan direinvestasikan lagi pada rate yang sama dengan IRR tersebut.
Padahal, kenyataannya tidak semudah itu.
D.
Metode Payback Period (PP)
Metode
Payback Period (PP) Payback period adalah suatu
metode berapa lama investasi akan kembali atau periode yang diperlukan untuk
menutup kembali pengeluaran investasi (initial cash investment) dengan
menggunakan aliran kas, dengan kata lain payback period merupakan rasio antara
initial cash investment dengan cash flow- nya yang hasilnya merupakan satuan
waktu. Suatu usulan investasi akan disetujui apabila payback period-nya lebih
cepat atau lebih pendek dari payback period yang disyaratkan oleh perusahaan.
Metode payback period
merupakan metode penilaian investasi yang sangat sederhana perhitungannya,
sehingga banyak digunakan oleh perusahaan. Tetapi di lain pihak metode ini
mempunyai kelemahan-kelemahan, yaitu:
a)
Tidak
memperhatikan nilai waktu uang.
b)
b)
Mengabaikan arus kas masuk yang diperoleh sesudah payback period suatu rencana
investasi tercapai.
c) Mengabaikan nilai sisa
(salvage value) investasi.
Meskipun metode payback
period memiliki beberapa kelemahan, namun metode ini masih terus digunakan
secara intensif dalam membuat keputusan investasi, tetapi metode ini tidak
digunakan sebagai alat utama melainkan hanya sebagai indikator dari likuiditas
dan risiko investasi.
Keunggulan metode payback
period adalah sebagai berikut:
a) Perhitungannya mudah
dimengerti dan sederhana.
b)Mempertimbangkan arus kas
dan bukan laba menurut akuntansi.
c) Sebagai alat
pertimbangan risiko karena makin pendek payback makin rendah risiko kerugian.
BAB III
PENUTUP
Kesimpulan
NPV atau Net
Present Value merupakan suatu analisa dimana pada metode NPV ini semua aliran
kas dikonversikan menjadi nilai sekarang yang kemudian dijumlahkan sehingga
nilai yang diperoleh tersebut mencerminkan nilai nettodari keseluruhan
aliran kas yang terjadi selama horison perencanaan. Menggunakan perangkat komputer sebagai
bahan pembelajaran dengan jenis teks Spreadsheet yang bertipe microsof Exel.Manfaat
dari penerapan perhitungan NPV ini adalah dapat membandingkan proyek satu
dengan proyek yang lain sehingga dapat mengetahui keutungan yang lebih besar.
Aplikasi perhitungan NPV ini digunakan untuk perencanaan sebuah bisnis sehingga
dapat menilai investasi yang ditanamkan itu layak atau tidak.
DAFTAR PUSTAKA
Eugene.
1976. Dasar-dasar Ekonomi Teknik. Rineka Cipta. Jakarta
Cahyono,
B. 1998. Ekonomi Perusahaan Kecil. Trubus Agriwidaya. Jakarta
Grant,
H. 1991. Dasar-Dasar Ekonomi teknik Jilid II. Rineka Cipta. Jakarta
Marzuki,
Usman. 1995. Manajemen Lembaga Keuangan. Intermedia. Jakarta
Pujiastuti.
2004. Dasar-Dasar Manajemen Keuangan. AMP YKPN Yogyakarta.
http://kelincicoklatdiary.wordpress.com/2010/10/14/net-present-value-npv-dan-internal-rate-of-return-irr/
Comments
Post a Comment