SEKURITAS DILUTIF DAN LABA PER SAHAM
BAB 16 INTERMEDIATE 2
SEKURITAS DILUTIF DAN
LABA PER SAHAM
I. Sekuritas
Dilutif
Surat berharga yang
mempunyai pengaruhg mengurangi laba per saham bila surat berharga tersebut
dikonversikan menjadi saham biasa.
Surat berharga ini
adalah:
1. Obligasi yang dapat
dikonversikan (convertible bond)
2. Saham preferen yang
dapat dikonversikan (convertible preferred stock)
3. Waran, opsi dan hak
atas saham
II. Obligasi
yang dapat dikonversikan
1. Pengertian
Surat hutang obligasi
yang dapat dikonversikan menjadi saham biasa selama suatu periode waktu
tertentu.
2. Pencatatan
a. Saat
dijual: sama dengan surat obligasi biasa
b. Selama
pemilikan: dilakukan amortisasi premium/diskonto dengan metode garis
lurus/bunga efektif
III. Obligasi
Konvertibel
kira kira apa yang ada
dibenak para pembaca jika mendengar kata obligasi konvertibel! mungkin kata
obligasilah yang sudah tidak asing lagi, apalagi untuk para ekonom, sudah umum
sekali saya rasa. Lalu bagaimana dengan obligasi konvertibel, pernahkah pembaca
mendengar kata tersebut? untuk yang belum selahkan kalian baca baca artikel
ini, bagi yang sudah boleh menambahkan dikomentar atau mengkritik juga boleh,
silahkan saja ! Oke, kita langsung saja pada pengertian atau definisi obligasi
konvertibel, Obligasi Konvertibelmerupakan obligasi yang dapat
ditukarkan atau dikonversi dengan suatu sekuritas di dalam suatu
perusahaan. Jadi ketika seseorang memegang sebuah obligasi milik suatu
perusahaan, maka orang tersebut dapat menukarnya dengan sekuritas, seperti
saham. Investor akan menukarkan obligasi ini dengan saham ketika saham perusahaan
meningkat secara signifikan, tentu saja selain karena faktor keuntungan juga
karena saham sangat menarik untuk dimiliki.
Untuk
mengilustrasikannya, asumsikan bahwa perusahaan anda menerbitkanobligasi
konvertibel senilai 1.000.000 yang memiliki premi 6.000 yang dapat
ditukarkan dengan 100 lembar saham biasa pada nilai pari 1.000. ketika saat
penukaran, premi obligasi yang belum dibayarkan 5.000. maka ayat jurnal untuk
penukaran tersebut adalah sebagai berikut
Hutang obligasi 1.000.000
Premi atas hutang obligasi 5.000
Saham biasa 100.000
Agio saham 905.000
Hutang obligasi 1.000.000
Premi atas hutang obligasi 5.000
Saham biasa 100.000
Agio saham 905.000
IV. Saham
Preferen Konvertibel
Setelah diatas dijelaskan apa itu obligasi konvertibel, sekarang kita bahas sedikit mengenai apa itu saham preferen konvertibel. Saham Preferen Konvertibeladalah sebuah saham preferen yang dapat ditukar atau dikonversi menjadi saham biasa sebagai contoh, anda sebagai pemegang saham preferen konvertibel 500 lembar pada nilai pari Rp.2, premi 300 menukarkan dengan saham biasa 500 lembar pada nilai pari Rp. 3. maka ayat jurnalnya sebagai berikut
Saham preferen konvertibel 1.000
Agio saham 300
Laba ditahan 200
Saham biasa 1.500
V. Waran,
Opsi dan Hak atas Saham
Sertifikat yang memberi
hak pada pemilik/pemegangnya untuk membeli saham biasa dengan harga tertentu
dan dalam periode waktu tertentu.
Perbedaan:
1. Waran
diterbitkan berkaitan dengan sekuritas lainnya untuk memperoleh kas. Terdapat
2. Waran
pisah dan Waran Lekat
Hak atas Saham/Waran
Bebas: diberikan kepada para pemegang saham untuk melaksanakan hak preemptif
3. Opsi
Saham: diberikan kepada ekskutif/karyawan perusahaan sebagai bagian dari
program kompensasi
a. Waran
Terdapat 2 macam waran:
· Waran
Pisah (detachable warrant): waran yang bisa dijual terpisah dari sekuritas
lainnya
· Waran
Lekat (non-detachable warrant): waran yang tidak dapat dijual terpisah dari
sekuritas yang dilekatinya
Waran Pisah:
Saat dijual bersama
sekuritas lainnya
Harga jual dialokasikan
ke waran dan sekuritas lainnya dengan Metode Proporsional atau Inkremental
Jurnal:
Kas …………………………………… xx
Diskonto Hutang
Obligasi ……………. xx
Hutang Obligasi
……………………………….. xx
Modal DisetorWaran
…………………………. xx
atau
Kas …………………………………… xx
Modal Saham Preferen
……………………………….. xx
Tambahan Modal Disetor
Saham Preferen……………. xx
Modal Disetor Waran
………………………………… xx
Saat dikonversikan
menjadi saham biasa
Kas …………………………………… xx
Modal Disetor Waran
…………………. xx
Modal Saham
Biasa……………………………….. xx
Tambahan Modal Disetor
Saham Biasa……………. xx
Saat waran sudah
kadaluwarsa
Modal Disetor
Waran………………… xx
Modal Disetor Waran
Kadaluwarsa………………….. xx
Waran Lekat
· Harga
jual tidak dialokasikan ke waran dan sekuritas lain yang dilekatinya
· Seluruh
harga jual dipakai sebagai dasar pencatatan hutang atau modal saham preferen
Hak atas Saham (rights
issue)
Saat dikeluarkan
Ada pembayaran yang
diterima:
Kas …………………………….. xx
Modal Disetor Hak atas
Saham ……………………….. xx
Tidak ada pembayaran
yang diterima: cukup dicatat dengan MEMO
Saat Dikonversikan
Kas ……………………………………… xx
Modal Disetor Hak atas
Saham …………. xx
Modal Saham Biasa
………………………………………. xx
Tambahan Modal Disetor
Saham Biasa ………………….. xx
Pengertian Laba Per
Lembar Saham ( Earning Per Share/EPS )
Pengertian Laba Per
Lembar Saham ( Earning Per Share/EPS )
Earning Per Share (EPS) merupakan komponen penting pertama yang harus diperhatikan dalam analisis perusahaan. Informasi EPS suatu perusahaan menunjukkan besarnya laba bersih perusahaan yang siap dibagikan untuk semua pemegang saham perusahaan. EPS merupakan rasio yang menunjukkan berapa besar keuntungan(return) yang diperoleh investor atau pemegang saham per lembar saham (Tjiptono dan Hendry, 2001 : 139).
Pada umumnya manajemen
perusahaan, pemegang saham biasa dan calon pemegang saham sangat tertarik
pada Earning Per Share (EPS), karena hal ini menggambarkan
jumlah rupiah yang diperoleh untuk setiap lembar saham biasa dan
menggambarkan prospekearningperusahaan. di masa depan.
Para calon pemegang
saham tertarik dengan earning per share yang besar, karena hal
ini merupakan salah satu indikator keberhasilan suatu perusahaan (Lukman
Syamsudin, 1992 : 66). Secara singkat dapat peneliti simpulkan bahwa semakin
tinggi nilai EPS tentu saja akan menyenangkan pemegang saham, karena semakin
besar laba yang disediakan untuk pemegang saham.
Besarnya Earning
Per Share (EPS) suatu perusahaan. bisa diketahui dari informasi
laporan keuangan perusahaan langsung atau dapat dihitung berdasarkan laporan
neraca dan laporan rugi laba perusahaan.
Earning per share atau
laba per lembar saham adalah suatu analisis yang penting di dalam laporan
keuangan perusahaan. Earning per share memberikan informasi kepada para pihak
luar (ekstern) seberapa jauh kemampuan perusahaam menghasilkan laba untuk tiap
lembar yang beredar.
Sebagai indikator
keberhasilan di masa yang lalu dan harapan di masa yang akan datang, earning
per share memberikan gambaran yang penting dari keberhasilan itu. Namun
demikian earning per share bukan satu-satunya alat penilai keberhasilan
perusahaan. Alat ini masih harur dikombinasikan dengan alat yang lain dan
diinterpretasikan lebih jauh.
Pada umumnya dalam
menanamkan modalnya investor mengharapkan manfaat yang akan dihasilkan dalam
bentuk laba per lembar saham (EPS). Sedangkan jumlah laba per lembar saham
(EPS) yang didistribusikan kepada para investor tergantung pada kebijakan
perusahaan dalam hal pembayaran deviden. Laba per lembar saham (EPS) dapat
menunjukan tingkat kesejahteraan perusahaan, jadi apabila laba per lembar saham
(EPS) yang dibagikan kepada para investor tinggi maka menandakan bahwa
perusahaan tersebut mampu memberikan tingkat kesejahteraan yang baik kepada
pemegang saham, sedangkan laba per lembar saham (EPS) yang dibagikan rendah
maka menandakan bahwa perusahaan tersebut gagal memberikan kemanfaatan
sebagaimana diharapkan oleh pemegang saham. Laba per lembar saham (EPS) dapat
diartikan sebagai berikut :
Menurut Larson dkk ( 2000:579 ) laba per lembar saham ( ESP ) adalah :“Earning Per Share, also called net income per share, is the amount of income earned per each share of company’s outstanding common stock.”
(Laba Per Saham, juga disebut laba bersih per saham, adalah jumlah pendapatan yang diterima per setiap saham biasa yang beredar perusahaan).
Menurut Larson dkk ( 2000:579 ) laba per lembar saham ( ESP ) adalah :“Earning Per Share, also called net income per share, is the amount of income earned per each share of company’s outstanding common stock.”
(Laba Per Saham, juga disebut laba bersih per saham, adalah jumlah pendapatan yang diterima per setiap saham biasa yang beredar perusahaan).
Menurut Besley dan Brigham ( 2000:83 ) laba per lembar saham (EPS), adalah : “Earning Per Share is called ‘the bottom line’, denoting that of all the items of on the income statement.” (Laba Per Saham disebut garis bawah yang menunjukkan bahwa dari semua item padalaporan laba rugi).
Dengan demikian, laba per lembar saham (EPS) menunjukan kemampuan perusahaan dalam memperoleh laba dan mendistribusikan laba yang diraih perusahaan kepada pemegang saham. Laba per lembar saham (EPS) dapat dijadikan sebagai indikator tingkat nilai perusahaan. Laba per lembar saham (EPS) juga merupakan salah satu cara untuk mengukur keberhasilan dalam mencapai keuntungan bagi para pemiliki saham dalam perusahaan.
Penilaian Laba
Perlembar Saham ( EPS )
Angka laba per lembar saham (EPS) diperoleh dari laporan keuangan yang disajikan oleh perusahaan. Karena itu langkah pertama yang dilakukan adalah memahami laporan keuangan yang disajikan perusahaan. Ada dua laporan keuangan yang utama yaitu neraca dan laporan rugi laba.
Angka laba per lembar saham (EPS) diperoleh dari laporan keuangan yang disajikan oleh perusahaan. Karena itu langkah pertama yang dilakukan adalah memahami laporan keuangan yang disajikan perusahaan. Ada dua laporan keuangan yang utama yaitu neraca dan laporan rugi laba.
Neraca menunjukan
posisi kekayaan, kewajiban financial dan modal sendiri pada waktu tertentu.
Laporan rugi laba menunjukan berapa penjualan yang diperoleh, berapa biaya yang
ditanggung dan berapa laba yang diperoleh perusahaan pada periode waktu
tertentu (biasanya selama 1 tahun).
Alasan mengapa laba per lembar saham (EPS) disajikan di laporan laba rugi menurut Niswonger dkk ( 2000:14 ) adalah :
“Jumlah absolute laba bersih sulit untuk dipakai mengevaluasi profitabilitas perusahaan jika jumlah modal pemegang saham banyak berubah. Dalam kasus seperti itu profitabilitas perusahaan dapat dinyatakan dengan laba per lembar sahm (EPS).”Sedangkan perhitungan laba per lembar saham (EPS) menurut Niswonger dkk ( 2001:15 ) adalah :
“Jika sebuah perusahaan hanya memiliki saham biasa yang beredar, maka laba per lembar saham biasa ditentukan dengan membagi laba bersih dengan jumlah saham biasa yang beredar. Jika ada saham preferen sebelum di bagi dengan jumlah saham biasa yang beredar.”
Alasan mengapa laba per lembar saham (EPS) disajikan di laporan laba rugi menurut Niswonger dkk ( 2000:14 ) adalah :
“Jumlah absolute laba bersih sulit untuk dipakai mengevaluasi profitabilitas perusahaan jika jumlah modal pemegang saham banyak berubah. Dalam kasus seperti itu profitabilitas perusahaan dapat dinyatakan dengan laba per lembar sahm (EPS).”Sedangkan perhitungan laba per lembar saham (EPS) menurut Niswonger dkk ( 2001:15 ) adalah :
“Jika sebuah perusahaan hanya memiliki saham biasa yang beredar, maka laba per lembar saham biasa ditentukan dengan membagi laba bersih dengan jumlah saham biasa yang beredar. Jika ada saham preferen sebelum di bagi dengan jumlah saham biasa yang beredar.”
Hubungan Laba perlembar
Saham Terhadap Perubahan Harga Saham
Penelitian di Indonesia mengenai factor-faktor yang berhubungan dengan harga saham sudah banyak dilakukan. Penelitian tentang pentingnya laporan keuangan menghasilkan bahwa 52,86% responden mengandalkan laporan keuanagn. Hasil yang lain menyatakan bahwa informasi terpenting bagi investor dan analisis sekuritas adalah laba perlembar saham (Triyono dan Jogiyanto,2004:24).
Triyono (1998) menguji informasi arus kas dari aktivitas pendanaan, investasi, operasi, dan laba akuntansi dengan harga dan return saham. Sampel pada penelitian yang di lakukan adalah 34 perusahaaan manufaktur yang Go Public di BEJ, hasil penelitian menyatakan bahwa tidak terdapat hubungan antara arus kas, maupun ketiga komponen adalah return saham.
Dalam prakteknya, para investor di pasar modal mempunyai beberapa motif atau tujuan dalam membeli saham bank yang telah melakukan emisi sahamnya. Motif-motif tersebut adalah sebagai berikut:
1. Memperoleh deviden berdasarkan keputusan RUPS.
2. Mengejar Capital Gain jika bermain di bursa efek.
3. Menguasai perusahaan melalui pencapaian mayoritas saham.
Penelitian di Indonesia mengenai factor-faktor yang berhubungan dengan harga saham sudah banyak dilakukan. Penelitian tentang pentingnya laporan keuangan menghasilkan bahwa 52,86% responden mengandalkan laporan keuanagn. Hasil yang lain menyatakan bahwa informasi terpenting bagi investor dan analisis sekuritas adalah laba perlembar saham (Triyono dan Jogiyanto,2004:24).
Triyono (1998) menguji informasi arus kas dari aktivitas pendanaan, investasi, operasi, dan laba akuntansi dengan harga dan return saham. Sampel pada penelitian yang di lakukan adalah 34 perusahaaan manufaktur yang Go Public di BEJ, hasil penelitian menyatakan bahwa tidak terdapat hubungan antara arus kas, maupun ketiga komponen adalah return saham.
Dalam prakteknya, para investor di pasar modal mempunyai beberapa motif atau tujuan dalam membeli saham bank yang telah melakukan emisi sahamnya. Motif-motif tersebut adalah sebagai berikut:
1. Memperoleh deviden berdasarkan keputusan RUPS.
2. Mengejar Capital Gain jika bermain di bursa efek.
3. Menguasai perusahaan melalui pencapaian mayoritas saham.
LABA PERSAHAM :
Perhitungan dan Analisis
Laba per saham
(earnings per share-EPS) sangat banyak digunakan dalam mengevaluasi kinerja
operasi dan profitabilitas suatu perusahaan. Dilusi (dilution) merupakan
pengurangan laba per saham atau peningkatan kerugian per saham yang berasal
dari efek dilutive yang dikonversi menjadi laba per saham, eksekusi opsi dan
waran, atau pengeluaran saham tambahan sesuai dengan kontrak tertentu.
Struktur Modal
Sederhana
Struktur Modal
Sederhana hanya terdiri atas saham biasa dan efek yang tidak dapat dikonversi
dan tidak memiliki efek dilusi yang potensial. Untuk perusahaan dengan struktur
modal sederhana, diwajibkanpenyajian satu laba per saham yang dihitung sebagai
berikut :
EPS = Laba
operasi - Dividen saham
prioritas
Rata-rata tertimbang
saham biasa yang beredar
Struktur Modal yang
Kompleks
Perusahaan dianggap
memiliki struktur modal yang kompleks jika perusahaan memiliki efek berpotensi
dilusi seperti efek yang dapat dikonversi, opsi dan waran, dan perjanjian
pengeluaran saham sejenisnya. Lebih dari 25% perusahaan yang sahamnya
diperdagangkan untuk umum memiliki efek berpotensi dilusi. Untuk perusahaan
dengan struktur modal yang kompleks, diwajibkan penyajian dua laba per saham
yaitu EPS basic dna EPS diluted. Rumus perhitungan EPS basic sama dengan rumus
pada EPS basic struktur modal sederhana. Sedangkan untuk EPS diluted :
Pembilang untuk EPS diluted menyesuaikan laba bersih terhadap dampak
berikutefek yang dapat dikonversi atau opsi dieksekusi :
(1)Jika saham preferen
yang dikonversi menjadi saham biasanya, maka dividen saham preferen harus
dikeluarkan karena diasumsikansaham preferen tidak lagi beredar.
(2)Jika obligasi yang
dikonversi, beban sahambiasa, maka dividen saham bersih. Ini dilakukan dengan
menambahkan kembali jumlah bunga yang terjadi setelah dikurangi pajak.
Perhitungan Dasar
Earning per share pada
dasarnya dihitung melalui perhitungan berikut ini:
EPS = Laba
operasi - Dividen saham
prioritas
Rata-rata tertimbang
saham biasa yang beredar
Contoh:
Pada tanggal 1 januari
19X1, PT "HISAM" mempunyai saham beredar 10.000 lembar saham biasa
dan 2.000 lembar saham prioritas kumulatif, tidak partisipatid 10% nominal Rp
100,00. Setiap tahun dibayarkan dividen sahan prioritas. Pada tanggal 1 juli
19X1, dijual saham baru 1.500 lembar saham biasa dan pada 1 oktober 19X1 dibeli
sebagai saham treasury 1.000 lembar saham biasa. Laba tahun 19X1 adalah Rp
125.000,00.
Earning per
share = Rp
125.000,00 - Rp 20.000,00*)
10.500 lembar **)
EPS = Rp
10,00
*) Rp
100,00 x 2.000 lembar x 10% = Rp 20.000,00.
**) 1
januari - 30 juni = 10.000 X 6/12 = 5.000
1 juli - 30 september =
11.500 x 3/12 = 2.875
1 oktober - 31 desember
= 10.500 x 3/12 = 2.625
Rata-rata saham beredar
= 10.500 lembar
ex.
<script async src="//pagead2.googlesyndication.com/pagead/js/adsbygoogle.js"></script> <script> (adsbygoogle = window.adsbygoogle || []).push({ google_ad_client: "ca-pub-3942278484995348", enable_page_level_ads: true }); </script>
MANTAP TAPI DESAIN TATA LETAK DAN KOMBINASI WARNA KURANG BAGUS TERLALU RAME SEHINGGA FOKUS PADA MATERI YANG DISAJIKAN TIDAK BISA MAKSIMAL & TIDAK BISA DIBACA DENGAN BAIK.
ReplyDeleteTerima kasih kritiknya, semoga bermanfaat artikelnya. :D
ReplyDelete